Berita terkini Budaya Daerah DIY Yogyakarta Jawa Tengah Keamanan Kesehatan Kriminal Nasional News Populer Olaraga Opini Peristiwa PMI Politik Polri Populer Religi Sosial Teknologi

Dibangun Dengan Danais DIY tahun 2021 Senilai Rp 35,9 Miliar, Baru Tiga Tahun Jalan dan Bahu Jalan Ada Yang Rusak

Gunungkidul, DIY. – KABAR EKSPRES II Dibangun Dengan Dana Keistimewaan (Danais) DIY tahun 2021 Senilai kurang lebih Rp 35,9 Miliar, mengalami kerusakan di beberapa titik. Ruas jalan Tawang-Ngalang di kabupaten Gunungkidul ni direncanakan akan tembus ke wilayah kabupaten Sleman.

Ketika awak media kamis 29/02/2024 ke lokasi melihat adanya kerusakan di beberapa titik jalan dan bahu jalan,rata-rata kerusakan jalan bergelombang tidak rata dan ada yang udah berlobang.Di sisi timur jembatan sudah terlihat penurunan dan retak cor bahu jalannya,serta kondisi aspal jalan sudah retak 2cm.

Eko Londo Koordinator wilayah Jateng-DIY LSM WGAB saat ditemui di kantornya juga menjelaskan ada beberapa aspek yang bisa menyebabkan masalah kerusakan jalan. Di antaranya karena kualitas pekerjaannya, kualitas materialnya dan juga karena beban. Tapi, katanya, kalau suatu jalan itu rusak karena beban, itu biasanya terjadinya tidak segera.

Dibangun Dengan Danais DIY tahun 2021 Senilai Rp 35,9 Miliar, Baru Tiga Tahun Jalan dan Bahu Jalan Ada Yang Rusak

“Jadi, misalnya jalan yang baru saja diperbaiki kemudian dalam waktu 2-3 bulan sudah rusak, itu hampir dipastikan bukan karena beban. Itu hampir dipastikan karena kualitas pekerjaan atau juga penggunaan material yang buruk, atau dua-duanya. Sudah materialnya buruk, kualitas pekerjaannya juga jelek,” katanya.

Tapi, untuk masyarakat awam,mereka tidak memahami bahwa jalan-jalan berlubang itu bukan otomatis karena beban yang berlebih tapi juga bisa karena kualitas pekerjaan dan material yang digunakan. Dia mengatakan bahwa hampir semua jalan-jalan yang ada di daerah-daerah itu rusak bukan karena beban tapi karena kualitasnya yang buruk. “Nah, hampir semua jalan-jalan daerah itu rusaknya bukan karena beban, tapi terutama karena kualitas pekerjaan dan juga materialnya yang jelek,” ungkapnya.

Dia mencontohkan soal penggunaan spesifikasi batu pecah dalam pembangunan jalan misalnya. Menurutnya, bisa terjadi spesifikasi yang seharusnya digunakan itu adalah yang kelas A karena banyak kendaraan berat yang melaluinya, itu diganti dengan batu pecah kualitas B.

“Ini bisa terjadi karena pengawasannya yang rendah atau memang kontraktornya yang pintar sehingga bisa lolos dari pengawasan. Itu salah satu penyebab materialnya jelek dan jalannya akan cepat rusak,” ucapnya.

Aspal kalau dalam jalan itu fungsinya sebagai perekat batuan dan pengisi rongga untuk membuat jalan menjadi stabil, aspal itu bisa bekerja efektif kalau dihamparkan pada suhu di atas 100 derajat Celsius. Tapi sering dalam pengerjaannya aspal itu dipanaskan di suhu 60 derajat,tambahnya.

Sudah jelas pengerasannya akan jelek,Belum lagi kalau misalnya aspal itu dioplos dengan oli bekas oleh kontraktornya yang nakal. Nah, yang kayak gitu banyak terjadi di daerah sehingga jalan menjadi cepat rusak.

Begitu juga tentang timbunan, itu juga ada spesifikasinya agar tanahnya stabil sehingga tidak terjadi amblas dan retak. Dia mengatakan terkadang harus dipadatkan terlebih dulu.

“Jadi, sebenarnya kalau misalnya ditanya kesimpulannya, hampir sebagian besar kerusakan jalan di Indonesia itu karena kualitas pekerjaan dan kualitas materialnya yang jelek dan bukan karena faktor tanah bergerak,faktor beban,karena sebelumnya pasti sudah ada perencanaan serta studi lapangan,” tutupnya.

Red

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *