Pj Gubernur Agus Fatoni Ungkap Hasil Kinerja Pemprov Sumsel Tahun 2023 Capai Target

Palembang – KABAR EKSPRES II Kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) sepanjang tahun 2023 telah mencapai target dibuktikan dengan sejumlah keberhasilan yang telah diraih. Hal ini diungkapkan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Agus Fatoni dalam kegiatan ‘Refleksi Capaian Kinerja Pembangunan Provinsi Sumsel Tahun 2023’ yang digelar di Griya Agung Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (31/12/2023).

Fatoni mengatakan capaian pertumbuhan ekonomi di Sumsel pada triwulan III tahun 2023 tumbuh sebesar 5,08 persen (yoy). Angka tersebut bahkan lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Di mana angka ini lebih baik dari pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 4,94 persen,” kata Fatoni.

Capaian lainnya juga diraih oleh Pemprov Sumsel, di antaranya tingkat kemiskinan sebesar 11,78 % melebihi target 11,59-12,66 %. Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,11 % dan presentase balita stunting sebesar 18,6 %.

Kemudian, Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif 5,97 persen pada Tahun 2022, Indeks Gini 0,399 persen, Indeks Pembangunan Manusia 73,18 persen dan Indeks Pembangunan Gender 92,95 pada Tahun 2022.

Pj Gubernur Agus Fatoni Ungkap Hasil Kinerja Pemprov Sumsel Tahun 2023 Capai Target

“Indeks Pemberdayaan Gender 74,89 (2022). Selain itu waktu tempuh jalan provinsi (km/jam) 70-80 km/jam. Indeks Kualitas Hidup 72,12 (2022) dan Indeks Reformasi Birokrasi 65,04/(B) 2022,” imbuhnya.

Fatoni menyebut capaian yang telah diraih oleh Pemprov Sumsel itu merupakan hasil kinerja dan kolaborasi serta sinergi dari semua pihak dalam melakukan pembangunan di Sumsel.

“Capaian-capaian yang sudah diraih Sumsel ini tentu atas kerjasama kita semua, capaian ini tidak bisa kita raih kalau kita bekerja sendiri. Maka kebersamaan dan kolaborasi ini akan terus kita lakukan di masa-masa yang akan datang,” ujar Fatoni.

Tercatat sepanjang Tahun 2023, Pemprov Sumsel telah meraih 51 penghargaan bidang tata kelola pemerintahan, bidang ekonomi, bidang infrastruktur, bidang sumber daya manusia dan bidang sosial.

“Penghargaan ini sangat banyak sekali dalam satu tahun. Penghargaan bukan target kita, namun hari ini menjadi indikator kita bahwa banyak yang sudah kita raih bahwa kita berprestasi dan kinerja kita baik. Meski begitu yang terpenting output kita bekerja hasilnya bisa dirasakan,” ucap Fatoni.

Red

Satgas TNI 300 Siliwangi Beri Edukasi Belajar Langsung Ke Honai Kepada Anak-anak di Wuloni Papua

PUNCAK PAPUA – KABAR EKSPRES II Satgas TNI 300 Siliwangi yang bertugas di wilayah Papua memberikan edukasi belajar langsung ke honai kepada anak-anak di Kampung Wuloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Honai adalah rumah adat khas Papua yang berbentuk bulat dengan atap kerucut dari jerami. Selain memberikan edukasi, Satgas TNI 300 Siliwangi juga membagikan buku bergambar untuk menambah wawasan anak-anak.

Hal tersebut disampaikan oleh Komandan Satgas Mobile Raider 300/Brajawijaya Kodam III/Siliwangi, Letnan Kolonel Infanteri Afri Swandi Ritonga S.I.P dalam rilis tertulisnya di Ilaga, Kab Puncak, Papua Rabu ( 3/01/2024 ).

Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan kebersamaan Satgas TNI 300 Siliwangi dengan masyarakat Papua, khususnya anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Dalam edukasi belajar langsung ke honai, Satgas TNI 300 Siliwangi mengajarkan berbagai hal kepada anak-anak, seperti membaca, menulis, berhitung, mengenal bendera merah putih, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Selain itu, Satgas TNI 300 Siliwangi juga memberikan motivasi dan semangat kepada anak-anak untuk rajin belajar dan bercita-cita tinggi.

Dalam kesempatan ini, Dansatgas TNI 300 Siliwangi, Letkol Inf Afri Swandi Ritonga S.I.P, mengatakan bahwa edukasi belajar langsung ke honai merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri dengan masyarakat Papua, terutama anak-anak. “Kami ingin berbagi ilmu dan pengalaman dengan anak-anak di sini, agar mereka bisa mengembangkan potensi dan bakat mereka. Kami juga ingin menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme di hati mereka,” ujar Dansatgas.

Satgas TNI 300 Siliwangi Beri Edukasi Belajar Langsung Ke Honai Kepada Anak-anak di Wuloni Papua

Selain edukasi belajar langsung ke honai, Satgas TNI 300 Siliwangi juga membagikan buku bergambar kepada anak-anak. Buku bergambar ini berisi tentang berbagai hal, seperti hewan, tumbuhan, angka, huruf, warna, dan bentuk. Buku bergambar ini diharapkan dapat menstimulasi daya imajinasi dan kreativitas anak-anak, serta meningkatkan minat baca mereka. “Kami berharap buku bergambar ini bisa bermanfaat bagi anak-anak, dan bisa menjadi media pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka,” tutur Dansatgas.

Kegiatan edukasi belajar langsung ke honai dan pembagian buku bergambar ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Papua, khususnya anak-anak. Mereka tampak antusias dan senang mengikuti kegiatan ini. Salah satu anak yang mengikuti kegiatan ini, Yulius, mengucapkan terima kasih kepada Satgas TNI 300 Siliwangi. “Terima kasih bapak-bapak TNI yang sudah mengajar kami dan memberi kami buku bergambar. Kami senang sekali bisa belajar bersama bapak-bapak TNI,” kata Yulius.

Kegiatan edukasi belajar langsung ke honai dan pembagian buku bergambar ini merupakan salah satu bentuk kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Satgas TNI 300 Siliwangi di wilayah Papua. Kegiatan ini sejalan dengan imbauan Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Erwin Djatniko, yaitu agar prajurit Siliwangi dimanapun bertugas harus berguna bagi kehidupan sekelilingnya dan membawa misi kemanusiaan sesama bangsa Indonesia untuk menciptakan dan menjamin kerukunan serta toleransi beragama.

Autentikasi : Pen Satgas Mobile Yonif Raider 300 Siliwangi

Red

Anak Kampung Bori Belajar Bersama di Pos Satgas Yonif 623

Maybrat – KABAR EKSPRES II Sejumlah anak-anak di Kampung Bori Distrik Aifat mengunjungi Pos Satgas Pamtas Kewilayahan Yonif 623/BWU untuk belajar bersama dalam rangka meningkatkan pengetahuan pelajaran yang diterima dari sekolah formal, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, Rabu (03/01/2024).

Danpos Bori Satgas Yonif 623/BWU Letda Inf Yung Nicko mengapresiasi minat dan motivasi anak-anak di Kampung Bori untuk belajar di Pos Satgas.

Anak Kampung Bori Belajar Bersama di Pos Satgas Yonif 623

“Saya bangga dan apresiasi kepada anak-anak yang mengorbankan waktu bermainnya untuk belajar bersama-sama di pos, semoga ilmu yang diberikan kepada mereka akan bermanfaat bagi bekal untuk mencapai cita-citanya,” harap Danpos.

Lanjutnya, setiap sore hari anak-anak di Kampung Bori mengunjungi posnya untuk bermain dan belajar.

“Ya, mereka setiap hari datang ke pos untuk belajar, sesekali kita ajak bernyanyi bersama. Puji syukur dengan kehadiran mereka, kami disini tidak merasa sepi, beberapa anggota yang rindu kepada buah hatinya sedikit terobati saat anak-anak ini main di pos,” ungkap Danpos.

Ia mengakui, sebagaimana diketahui sekolah formal di Kampung ini belum masuk karena libur Natal dan Tahun Baru.

“Terkadang anak hanya belajar dua kali dalam seminggu, sehingga kami anggap perlu untuk mengajar mereka di pos agar pengetahuannya tetap terjaga bahkan meningkat,” ujarnya.

Red

Pengunaan Knalpot Brong Untuk Kampanye, Kasatlantas Polresta Pati Tindak Tegas

PATI – KABAR EKSPRES II Penindakan terhadap knalpot brong akan segera dilakukan oleh Satlantas Polresta Pati secara masif, setelah kurang lebih 2 pekan atau selama Operasi Lilin Candi 2023.

Kini semua jajaran Satlantas Polresta Pati tidak memberlakukan tilang manual, maka terhitung hari Rabu (3/1/2024).

“Pasalnya, Satlantas Polresta Pati dengan didukung fungsi Kepolisian lainnya akan melakukan penertiban dan penindakan secara besar-besaran terhadap penggunaan knalpot Brong.

Kapolresta Pati Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, S.I.K., M.H. melalui Kasat lantas Polresta Pati Kompol Asfauri, S.H., M.H. saat ditemui awak media menyampaikan, bahwa keberadaan knalpot Brong saat ini sudah sangat meresahkan masyarakat.

Bahkan sering menjadi pemicu munculnya beberapa permasalahan, seperti perkelahian, pertengkaran dan lainnya.

Selama ini, pihak Satlantas Polresta Pati sudah melakukan beberapa upaya mulai kegiatan sosialisasi ke toko-toko aksesoris dan bengkel-bengkel sepeda motor, pemasangan banner, baliho, spanduk, pembagian sticker dan slebaran terkait larangan menjual, memproduksi, memodifikasi dan menggunakan knalpot Brong.” Bahkan upaya penindakan sudah seringkali dilakukan.

Maka di kantor Unit Gakkum Satlantas Polresta Pati, ada sebanyak 1.500 buah knalpot brong dimusnahkan dengan cara dipotong dengan mesin pemotong baja.

Dalam pemusnahan knalpot tidak standar tersebut langsung dipimpin oleh Kasat lantas Polresta Pati dengan didampingi para Perwira Satlantas.

Ketika ditanya awak media, terkait dengan tahap Kampanye terbuka Pemilu 2024 yang rawan adanya penggunaan knalpot Brong.

Ditertibkan !!! Kasatlantas Polresta Pati : Kampanye Pakai Knalpot Brong Diamankan

Asfauri menyebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak bawaslu dan akan membuat surat himbauan kepada masing-masing DPC / Parpol maupun Tim Pemenangan yang ada di Kabupaten Pati.

Terkait larangan penggunaan knalpot brong, namun ketika himbauan itu tidak dipatuhi dan mereka tetap melanggarnya, maka Satlantas Polresta Pati tidak segan-segan untuk melakukan penindakan tegas dengan tilang.

Mengakhiri pembicaraannya, Kasat Lantas Polresta Pati berharap agar semua pihak bisa mematuhi aturan yang ada dan jangan menggunakan knalpot brong.

Karena sudah sangat meresahkan masyarakat dan rawan menimbulkan gesekan antar kelompok.

Semoga rangkaian tahapan Pemilu 2024 dapat berjalan dengan aman dan lancar, situasi kabupaten Pati tetap kondusif”, tegas Kompol Asfauri.(@Gus Kliwir)

Reporter: Casroni

Para Jurnalis Minta Poldasu Terbuka Terkait Bagi-bagi Amplop Oleh Oknum Penmas Poldasu

MEDAN – KABAR EKSPRES II Para Jurnalis yang tergabung dalam Media Cyber Sumut menyoroti tajam agar pihak Aparat Penegak Hukum Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dan Wakapolda Sumut yang baru saja menjabat Brigjen Pol Rony Samtana, S.I.K., M.T.C.P segera mengusut terkait adanya bagi bagi amplop tali asih untuk mitra wartawan jelang akhir tahun 2023 pada Jum’at Tanggal 29 Desember tahun lalu.

Owner Media Cyber Sumut Bung Joe Sidjabat katakan kepada para awak media, sepertinya ada dugaan indikasi suap dan korupsi dari total uang yang dibagikan oleh oknum pejabat Poldasu Penmas AKBP Sonny W Siregar menjelang akhir tahun 2023 yang lalu.

Para Jurnalis Minta Poldasu Terbuka Terkait Bagi-bagi Amplop Oleh Oknum Penmas Poldasu

“Enak sekali duit segitu bisa dibagi bagikan tanpa ada pertangungjawaban yang jelas yang menimbulkan kericuhan terhadap wartawan saat Pers Release akhir tahun 2023 ada yang dapat dan tidak dapat, serta peruntukkannya terkesan dipilih pilih dan tidak merata. Perlu menjadi tanda tanya juga itu uang anggaran DIPA-nya untuk wartawan selama setahun berapa ya?, dan biasanya bisa mencapai ratusan bahkan Milyaran rupiah. Tetapi sangat mustahil jika uang amplop tersebut berasal dari kantong pribadi oknum pejabat yang bersangkutan”, Tegas Bung Joe.

Lebih lanjut, ia meminta kepada Pimpinan Tertinggi dan PJU Polda Sumut Bapak Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi beserta Jajarannya agar segera memanggil oknum pejabat yang bersangkutan untuk di mintai keterangannya terkait viralnya bagi bagi uang amplop untuk wartawan, agar tidak menimbulkan tanda tanya ditengah-tengah kalangan wartawan yang ber-unit di Wilayah Hukum Polda Sumatera Utara, diketahui sebagai sosial kontrol di masyarakat luas saat ini dan telah banyak membantu.

“Harus adanya Keterbukaan Informasi kepada Publik (KIP) masyarakat agar tidak ada kabar negatif yang muncul di kalangan Wartawan. Apalagi ini kan soal uang dan indikasi suap terhadap jurnalis pun pasti akan melanggar kode etik dari Dewan Pers. Kalau dilihat sebenarnya niatnya bagus dengan memberikan Rezeki kepada kawan-kawan wartawan yang merayakan tahun baru, tetapi kita juga harus tau asal usul uang tersebut dari kantong pribadikah atau dari anggaran DIPA kedinasan??. Karena jika dijumlahkan bisa sangat besar dalam setahun”, Ungkapnya.

Sebelumnya dalam pemberitaan, Oknum Pejabat Penmas Poldasu AKBP Sonny W Siregar melalui juru bayarnya Oknum Aiptu Julianti Nainggolan, Oknum Bripka Agus, dan Oknum Briptu Fajar yang turut membagikan uang amplop yang sangat banyak jelang akhir tahun. Tidak seperti tahun tahun sebelumnya, uang tersebut di bagikan dengan jumlah yang merata kepada setiap wartawan yang hadir dan merupakan unit di Polda, namun ada juga wartawan yang tidak berunit tidak mendapat amplop itu dan terjadi perdebatan, “Sudah hujan hujan, awak datang untuk liputan, tapi kok gk di beri masuk oleh pak Sonny?, Kaco kali ah humas Polda Sumut ini”, ujar wartawan unit.

Hingga berita ini naik ke meja redaksi, Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp belum merespon atau memberikan menjawab apapun.

Reporter: Rizky/Tim

Polres PurbaIingga Amankan Jalur Kunjungan Presiden RI dari Banyumas ke Banjarnegara

Purbalingga – KABAR EKSPRES II Polres Purbalingga menyiapkan 239 personel untuk mengamankan jalur yang dilewati Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo dalam rangka kunjungan kerja. Personel yang terlibat pengamanan melaksanakan apel kesiapan di halaman Mapolres Purbalingga, Rabu (3/1/2024).

Rencananya Presiden Joko Widodo akan melaksanakan kunjungan ke Kabupaten Banjarnegara. Rombongan presiden akan melintas melalui jalur darat dari Kabupaten Banyumas ke Banjarnegara melewati wilayah Kabupaten PurbaIingga.

Apel kesiapan pengamanan dipimpin oleh Kapolres Purbalingga AKBP Hendra Irawan. Kegiatan diikuti oleh seluruh personel pengamanan baik dari Polres Purbalingga maupun Kodim 0702 Purbalingga.

Kapolres Purbalingga dalam amanatnya mengatakan apel digelar dalam rangka kesiapan personel dalam mengamankan jalur yang akan dilewati Presiden RI dari Kabupaten Banyumas menuju Kabupaten Banjarnegara.

“Sebelumnya personel sudah diploting tempat pengamanan dan dilakukan gladi kerangka atau gladi rute sehingga diharapkan dalam pelaksanaan pengamanan hari ini bisa berjalan dengan baik,” ucapnya.

Polres PurbaIingga Amankan Jalur Kunjungan Presiden RI dari Banyumas ke Banjarnegara

Disampaikan bahwa dalam pengamanan sudah ada para perwira pengendali yang mengecek dan mengawasi pelaksanaan pengamanan. Termasuk diberikan diskresi untuk melakukan tindakan dan paham cara bertindak di lapangan.

“Pengamanan jalur dilaksanakan secara humanis dengan mengutamakan keselamatan objek yang diamankan,” tegasnya.

Kapolres berpesan agar seluruh petugas pengamanan fokus dalam pengamanan jalur kunjungan Presiden RI. Waspada potensi kegiatan ditumpangi oleh peserta pemilu. Apabila ada pembagian alat peraga kampanye lakukan koordinasi dengan Bawaslu untuk dilakukan langkah sesuai kewenangannya.

Reporter: Imam jateng

Pos Nino Satgas Yonkav 6/Naga Karimata Laksanakan Berbagai Cara Untuk Mencegah Penyelundupan di Daerah Perbatasan

Inbate, NTT – KABAR EKSPRES II Dalam mencegah terjadinya penyelundupan yang ada di Daerah Perbatasan, Pos Nino Satgas Yonkav 6/Naga Karimata melaksanakan Sweeping di Dsn. 03 Desa Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten TTU, Provinsi NTT (3/1/2023).

Mencegah terjadinya Penyelundupan Barang Ilegal yang melewati Perbatasan, Pos Nino Satgas Yonkav 6/Naga Karimata melaksanakan pemeriksaan terhadap setiap kendaraan yang melintasi daerah perbatasan. sweeping di perbatasan merupakan sebuah langkah yang penting dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Sweeping yang dilakukan merupakan operasi yang dilakukan untuk membersihkan atau mengamankan suatu wilayah dari ancaman atau gangguan yang ada.

Pos Nino Satgas Yonkav 6/Naga Karimata Laksanakan Berbagai Cara Untuk Mencegah Penyelundupan di Daerah Perbatasan

Danpos Nino Serka Maryani mengatakan ” Kami sebagai Garda Terdepan memilikinperanan sangat penting dalam mengamankan wilayah, Sweeping ini dilakukan dalam memastikan tidak ada individu atau kelompok yang mencoba untuk melanggar wilayah negara atau melakukan aktivitas yang dapat merugikan keamanan dan kedaulatan negara.” (Yonkav 6/NK)

Red

Jalin Komsos, Babinsa Muara Muntai Ajak Warganya Untuk Jaga Keamanan Dan Ketertiban Desa

Kutai Kartanegara – KABAR EKSPRES II Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 0906-10/Muara Muntai, Kodim 0906/Kutai Kartanegara (Kkr), Sertu Munir selalu aktif menjalin komunikasi sosial (Komsos) dengan warga desa yang berada diwilayah binaannya.

Kegiatan ini dilakukannya dalam upaya mempererat hubungan silaturahmi antara TNI dan masyarakat.

Pada kegiatan komsos yang berlangsung di salah satu tempat yang berada di desa Muara Muntai Ulu kecamatan Muara Muntai, Sertu Munir menyampaikan pesan-pesan positif tentang pentingnya kerjasama antara TNI dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah serta lingkungan sekitar. Rabu (03/01/2024).

Jalin Komsos, Babinsa Muara Muntai Ajak Warganya Untuk Jaga Keamanan Dan Ketertiban Desa

“Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan membangun hubungan yang baik antara aparat kewilayahan atau seorang Babinsa dengan warga desanya”, ungkapnya.

Selain itu, ia juga mengatakan “Kegiatan komsos ini merupakan wujud nyata dari komitmen TNI manunggal bersama rakyat dengan adanya sinergi antara TNI dan warga desa, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman, tertib, dan sejahtera,” ucap Sertu Munir.

Dalam kegiatan tersebut, warga desa juga diajak untuk memberikan masukan dan saran terkait permasalahan yang mereka hadapi, sehingga dapat dicari solusi bersama. Sertu Munir juga berharap kepada warganya untuk selalu menginformasikan berbagai perkembangan di desa mereka, terutama terkait dengan keamanan dan lingkungan sekitar.

Sumber : Dim 0906/Kkr

Red

Sertu Harnawan, Komsos Cerminkan Manunggalnya TNI dengan Rakyat

Surakarta, KABAR EKSPRES II Melaksanakan pembinaan Komunikasi Sosial (Komsos) menjalin keakraban dengan warga binaan merupakan tugas pokok Babinsa. Salah satunya dengan melakukan komunikasi sosial dalam menciptakan interaksi serta kekompakan antara Babinsa dan warga binaannya.

Seperti yang dilakukan oleh Babinsa Kelurahan Joyontakan Koramil 03 Serengan Kodim 0735 Surakarta Sertu Hernawa dan Koptu Rudi, dalam menjalin rasa keakraban serta kebersamaan yang baik dengan Bapak Hari warga RT 02/02 Joyontakan Serengan Kota Surakarta, Rabu Pukul 08 PP Wib (03/01/2024)

Sertu Harnawan, Komsos Cerminkan Manunggalnya TNI dengan Rakyat

Dalam kegiatan Komsosnya Sertu Harnawan mengatakan, kegiatan ini untuk mencerminkan rasa kemanunggalan TNI khususnya Babinsa kepada masyarakat wilayah binaannya.

Tujuan Komsos ini juga untuk mengetahui perkembangan situasi di wilayah binaan, dengan adanya interaksi komunikasi Babinsa dengan warga akan dapat mempererat hubungan TNI dengan Rakyat, Tambahnya

Dengan Babinsa yang selalu memantau wilayah binaannya, maka Babinsa akan tahu permasalahan di wilayahnya sehingga jika ada permasalahan dengan cepat dapat diatasi dan diselesaikan. Babinsa juga berharap kepada warga masyarakat senantiasa saling menjaga dan peduli dengan situasi yang berkembang serta saling membantu satu sama lain, Tegasnya

Red/Agus Kemplu

In Memoriam Dr. Rizal Ramli: Cangkir Emas Dipakai Mengemis

 

_Oleh: Wilson Lalengke_

Jakarta – KABAR EKSPRES II Innalillahi wainnailaihi rojiun. Allahummaghfirlahu warhamhu waafihi wa’fuanhu. Turut berduka cita atas meninggalnya Bapak Rizal Ramli. Semoga almarhum husnul khotimah, diampuni segala khilafnya dan diberikan tempat yang terbaik disisi Allah SWT. Untuk keluarga yang ditinggalkan agar diberi kesabaran dan keikhlasan. Aamiin YRA. Almarhum adalah tokoh intelektual, pejuang/aktivis yang punya idealisme.” Demikian pesan berantai yang viral di jaringan pertemanan WhatsApp malam ini, Selasa, 2 Januari 2024.

Informasi tersebut terkonfirmasi dari berbagai pemberitaan bertema Breaking News di berbagai media online. Tokoh nasional kelahiran Padang, Sumatera Barat, itu telah berpulang hari ini sekitar pukul 19.30 WIB di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Dalam keterkejutan dan kesedihan mendalam, saya teringat kenangan bersama almarhum saat menuliskan secuil biografi beliau untuk dipublikasikan di sebuah media online berbasis jurnalis warga (Harian Online KabarIndonesia) beberapa belas tahun lalu. Rizal Ramli juga sangat berjasa bagi organisasi Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) di awal-awal pendiriannya. Almarhum membantu membayarkan sewa kantor PPWI di Lantai 5 Gedung Dewan Pers saat itu.

Sebagai pengingat akan kiprah dan jasa besar beliau bagi negeri Indonesia yang dicintainya ini, berikut saya copy-paste-kan tulisan saya ‘Profil Rizal Ramli’ yang dinarasikan berdasarkan hasil wawancara dengan beliau di tahun 2007 lalu. Tulisan tersebut turut dimasukan sebagai salah satu bagian di dalam buku saku tentang Rizal Ramli yang dibagikan kepada publik tahun 2008-2009.

Selamat jalan Pak Rizal, adamu akan selalu jadi kenangan di hati saya dan PPWI.

*Profil Rizal Ramli*

Bicara blak-blakan, sangat terbuka dan lancar tanpa beban. Itulah kesan kuat yang melekat sebagai ciri khas ekonom lulusan Master dan Doktor dari Boston University, Amerika Serikat ini. Namun, ia tidak sekedar bicara alias asbun (asal bunyi) tapi semua yang dipaparkan selalu didukung oleh fakta, data dan analisa yang tajam tentang berbagai hal yang sedang dibahas, terutama bila bicara tentang persoalan ekonomi Indonesia. Pengetahuan dan wawasannya yang luas di bidang ekonomi ditunjang oleh keberanian dan kejujuran yang tinggi, memang tidak diragukan lagi. Hingga tidak mengherankan jika sebagian kalangan memberikan julukan kepadanya sebagai “The Trusted Indonesian Economist”.

Dr. Rizal Ramli, dilahirkan di Padang, Sumatra Barat, pada 10 Desember 1953. Ayahnya seorang asisten Wedana sementara ibunya adalah Guru. Ibunya meninggal pada saat Rizal masih berumur 7 tahun, sehingga ia harus tinggal dengan neneknya di kota Bogor. Sebagai anak seorang guru, ia sangat rajin membaca. Ia sejak muda telah kenal dan bergaul akrab dengan berbagai buku bacaan, termasuk buku-buku penting karya Albert Einstein. Tidak heran jika kemudian ayah 3 anak (Dhitta Puti Saraswati, Dipo Satrio, dan Daisy) ini kemudian sangat mengagumi dan mengidolakan pemikir besar Einstein dan mengoleksi berbagai versi biografi dari ilmuwan berkebangsaan Jerman itu.

Debut Rizal Ramli sebagai sosok pemikir yang kritis dan berani dimulai sejak suami Herawati M. Mulyono ini sebagai mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB). Kala itu, di tahun kedua masa belajarnya, ia sudah melibatkan diri dalam diskusi-diskusi yang bersinggungan dengan bidang politik di Dewan Mahasiswa, yang kemudian mengantarkannya menjadi Deputi Ketua Dewan Mahasiswa ITB tahun 1977. Karakter dan idealismenya sangat kuat sehingga ia berani mengoreksi kekeliruan sistim politik dan strategi pembangunan Indonesia masa itu, yang sempat mengantarkan Rizal muda ke penjara militer selama beberapa bulan dan penjara Sukamiskin, Jawa Barat, selama satu tahun (1978/1979) akibat aksi menentang pemilihan kembali Soeharto sebagai presiden. Sikap kritis dan tidak mau kompromi dengan kebijakan berbau korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang dijalankan pemerintahan negara tetap menjadi kesehariannya hingga di usia paruh baya hari ini.

Konsekwensi dari keteguhan idelismenya itu, Ramli praktis tidak pernah diberi kesempatan berkarir di pemerintahan sampai tumbangnya rezim Suharto. Kiprahnya bagi pembangunan bangsa melalui peran aktif di pemerintahan baru dimulai ketika Presiden Abdulrahman Wahid memintanya menjadi Kepala Badan Logistik (Bulog) pada April 2000. Saat itu, kinerja Bulog sangat buruk dan membutuhkan pembenahan internal oleh orang yang kapabel dan terpercaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap badan ini. Tugas utama Ramli oleh Presiden Gusdur, panggilan akrab Abdurrahman Wahid, adalah mendorong Bulog menjalankan kembali fungsinya dengan baik yakni memenuhi kebutuhan rakyat, menjaga harga penjualan petani sebaik mungkin dan membersihkan Bulog dari praktek KKN.

Hanya selang beberapa bulan mengemban tugas sebagai Kepala Bulog, tepatnya pada Agustus 2000, pendiri ECONIT Advisory Group, sebuah lembaga riset yang bergerak dalam bidang ekonomi, industri dan perdagangan, ini ditunjuk untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Agustus 2000 – Juni 2001), dan kemudian menjadi Menteri Keuangan dari Juni hingga Juli 2001. Sebagai Menko Perekonomian, mantan Pemimpin Redaksi Jurnal Ekonomi dan Sosial Prisma ini juga merangkap beberapa jabatan penting dan strategis dalam pemulihan perekonomian yang hancur dilanda krisis moneter, yakni sebagai Ketua Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) dan Ketua Tim Keppres 133 untuk renegosiasi listrik swasta.

Kinerja Ramli di pemerintahan dinilai berhasil oleh banyak pihak karena walau hanya dengan waktu yang relatif pendek, yakni hanya 15 bulan, ia berhasil melakukan sejumlah terobosan yang efektif untuk mendorong reformasi institusional, restrukturisasi sektoral maupun korporat, serta percepatan pemulihan ekonomi. Di Bulog misalnya, ia berhasil melakukan restrukturisasi agar Bulog menjadi organisasi yang transparan, accountable, dan lebih profesional, sekaligus mendorong regenerasi; meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, di mana Bulog meningkatkan pembelian gabah, bukan beras. Ketika menjadi Menko Perekonomian, alumni Departemen Fisika ITB ini mencanangkan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi yang diakui oleh dunia internasional sebagai program pemulihan ekonomi yang kredibel. Hasilnya, ekonomi Indonesia selama tahun 2000 tumbuh sebesar 4,8%, di atas perkiraan semula yang hanya 2-3% dengan budget deficit yang lebih kecil dari perkiraan semula, yaitu hanya –3,2% dari GDP (perkiraan semula adalah –4,8% dari GDP). Turn around ekonomi Indonesia mulai terjadi pada tahun 2000. Total ekspor Indonesia selama tahun 2000 mencapai US$ 62 milyar, atau naik 27% dari ekspor Indonesia pada tahun 1999.

Kebijakan yang ditempuh selama menjadi Ketua KKSK dan Ketua Tim Kepres 133 juga terbilang sukses. Sebagai Ketua KKSK, Dr. Rizal Ramli berhasil memutuskan sekitar 140 keputusan penting, baik yang menyangkut restrukturisasi hutang maupun percepatan penjualan asset yang dikelola oleh BPPN. Salah satunya adalah restrukturisasi bisnis dan hutang PT IPTN menjadi PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) sehingga viable secara bisnis dan finansial. Hasil dari langkah-langkah tersebut PT. DI penjualannya meningkat dari Rp. 508 milyar pada tahun 1999 menjadi Rp, 1,4 triliun pada tahun 2001. Kerugian perusahaan sebesar Rp. 75 milyar tahun 1999 berubah menjadi keuntungan sebesar Rp. 11 milyar.

Itulah sebagian kecil keberhasilan dan karya dosen tamu di berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri yang dapat disebutkan di sini. Rizal, yang pernah mengambil dan menyelesaikan program Asian Studies di Sophia University, Tokyo, Jepang tahun 1975 ini, juga telah menghasilkan banyak sekali karya ilmiah yang telah dimuat jurnal-jurnal ekonomi terbitan dalam dan luar negeri. Selain sebagai pengajar bidang ekonomi, ia juga banyak berperan sebagai penasehat dan konsultan ekonomi bagi berbagai institusi baik swasta maupun pemerintah, seperti misalnya menjadi konsultan ekonomi DPR RI dari tahun 1993 hingga 1999.

Sebagai seorang ahli ekonomi kelas dunia, sudah barang tentu akan sangat menarik untuk mendengar komentar dan pandangan-pandangannya tentang keadaan ekonomi serta prospek perekonomian Indonesia di tengah arus ekonomi global selama ini. Menurut Rizal, yang sejak 2006 lalu tercatat menjadi wakil pemerintah pada PT Semen Gresik (pesero) Tbk sebagai Presiden Komisaris, negara kita sebenarnya adalah negara kaya raya yang digadaikan kepada pihak asing dengan harga sangat murah; ibarat cangkir emas yang digunakan mengemis uang recehan kepada negara-negara kreditor. Berikut ini adalah hasil wawancara KabarIndonesia dengan Bapak Dr. Rizal Ramli di Jakarta beberapa waktu lalu, yang dituturkan dengan gaya monolog.

KabarIndonesia (KI): Pak Rizal Ramli, politik dan ekonomi ibarat dua sisi mata uang, saling terkait satu sama lain. Mohon diuraikan pandangan-pandangan, hasil analisa, dan prediksi Pak Rizal tentang kondisi politik dan hubungannya dengan pembangunan ekonomi Indonesia ke masa depan, dan mungkin ada pesan-pesan yang dapat disampaikan kepada masyarakat kita agar bisa segera keluar dari krisis ekonomi yang belum juga pulih hingga kini?

Dr. Rizal Ramli (RR): Politik di Indonesia agak berbeda dengan politik di luar negeri. Mungkin kita masih dalam tahap awal dalam berdemokrasi. Politik kita masih pada tahap love and hate relationship (hubungan berdasarkan cinta dan benci – red). Jadi, pemimpin itu mula-mula sangat dicintai, ekspektasi rakyat itu sangat berlebihan. Kemudian ada periode di mana mulai ada tanda tanya, betul tidak pemimpin ini bekerja untuk kita semua? Betul tidak ini pemimpin untuk semua pihak? Nah, setelah itu, seandainya pertanyaan-pertanyaan itu tidak bisa dijawab, masuk ke fase hate. Kalau sudah hate, orang Indonesia rata-rata selalu berkata “asal bukan”. Misalnya waktu itu asal bukan Soeharto, asal bukan Habibie, asal bukan Gusdur, asal bukan Megawati. Memang SBY (Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono – red) saat ini sudah masuk fase kritis. Sudah mulai orang berpikir asal bukan. Sebetulnya sangat ironis, presiden pertama yang dipilih secara demokratis, presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat.

Ada dua masalah utama yang dihadapi Indonesia. Pertama: kualitas kepemimpinan dan yang kedua school of thought (cara berpikir – red) dalam bidang itu, yang lebih banyak mengandalkan cara berfikir apa yang dikenal di kalangan economistWashington Consensus. Yaitu garis kebijakan ekonomi dari Washington untuk negara-negara berkembang, yang mereka sendiri tidak laksanakan dalam prakteknya. Di Asia Timur ini hanya ada dua negara yang secara konsisten melaksanakan Washington Consensus, yaitu Indonesia dan Philipina. Kedua negara ini tingkat ketimpangannya sangat luar biasa. Kedua negara ini, sejak beberapa dekade terus merosot. Prestasi terbesar dari kedua negara ini adalah menjadi eksportir tenaga kerja wanita terbesar di dunia.

Negara-negara di Asia Timur lainnya seperti Malaysia, Singapura, Thailand, China, Jepang dan sebagainya tidak menjalankan Washington Consensus. Mereka lebih percaya bahwa di dalam bidang ekonomi, dalam perumusan kebijakan di bidang ekonomi, mereka lebih mandiri; menggunakan apa yang disebut model Asia Timur. Dalam model Washington Consensus, peranan pemerintah seminimum mungkin, sementara dalam model Asia Timur pemerintah memainkan peranan yang proaktif dalam bidang ekonomi. Dengan cara inilah negara-negara di Asia Timur mengejar ketinggalannya dari Barat. Walaupun di dalam bidang politik dan militer mereka bekerjasama dengan Washington, tetapi dalam bidang ekonomi mereka mau mandiri dalam perumusan kebijakan, karena hanya dengan cara itu mereka bisa mengejar ketertinggalan dari Barat dan pelan-pelan nanti mereka bisa lebih kuat secara militer.

Pada pertengahan tahun 1960-an GNP perkapita Indonesia, Malaysia, Thailand, Taiwan, China nyaris sama, yaitu kurang dari US$100 per kapita. Setelah lebih dari 40 tahun, GNP perkapita negara-negara tersebut pada tahun 2004, mencapai: Indonesia sekitar US$ 1.000, Malaysia US$ 4.520, Korea Selatan US$ 14.000, Thailand US$ 2.490, Taiwan US$ 14.590, China US$ 1.500. Jadi harus ada pertanyaan. kok negara-negara lain bisa maju lebih cepat, tingkat kesejahteraan rakyatnya lebih baik, jurang antara kaya-miskin ada tapi tidak sebesar yang ada di Indonesia. Nah, tidak bisa hanya menyalahkan presiden demi presiden, tapi karena ada satu school of thought yang dominan di dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang hanya merupakan sub-ordinasi dari kepentingan Internasional.

Dari segi yang lain, kalau dilihat dari segi sejarah, kita itu mendapatkan political independence (kemerdekaan politik – red) pada 17 Agustus 1945, kemerdekaan politik sebagai bangsa. Tahun 1998, rakyat kita mendapatkan freedom, demokrasi, kebebasan untuk menyatakan apa saja dan menulis apa saja yang selama rezim otoriter Soeharto tidak mungkin. Tetapi sejak tahun 1945, belum pernah terjadi kebangkitan ekonomi. Tidak ada kebangkitan ekonomi. Setelah tahun 1998, kita juga tidak punya kebangkitan ekonomi itu. Jadi harus ada pertanyaan mendasar, ketika kita sudah memiliki political independence, sudah memiliki freedom in terms of democratic mechanism (kebebasan dalam arti mekanisme demokrasi – red), tetapi mengapa belum pernah terjadi kebangkitan ekonomi sampai sekarang.

Nah, jawabannya adalah apa yang disebut the creeping back of neo-colonialism (kembalinya kolonialisme gaya baru – red). Bukan lagi model kolonialisme jaman dulu, pakai kekuatan militer dan dominasi politik, tetapi penguasaan ekonomi melalui mekanisme pasar. Proses kembalinya neo-kolonialisme itu sebetulnya dimulai pada tahun 1967 saat renegosiasi utang dengan kreditor-kreditor. Set backsedikit, waktu KMB (Konferensi Meja Bundar – red) di Belanda, Indonesia memang ditekan pada waktu itu untuk mengambil alih utang-utang pemerintahan Hindia Belanda. Publik tidak banyak tahu bahwa Pemerintah Indonesia ditekan untuk membayar seluruh utang-utang dari pemerintah Hindia Belanda. Padahal banyak dari utang-utang itu adalah utang untuk melawan dan menghancurkan kelompok pejuang kemerdekaan Indonesia, termasuk para pejuang kemerdekaan kita, seperti perang di Aceh, perang Pattimura di Maluku, dan sebagainya. Itu adalah ongkos buat Belanda. Nah itu dinyatakan sebagai utang pemerintah Indonesia. Pada waktu itu, Soekarno dengan Hatta menyatakan ‘sudahlah, kita ambil utang-utang itu, yang penting kita merdeka dulu, soal utang urusan belakangan’. Begitu KMB ditandatangani, bung Karno memerintahkan, jangan bayar itu utang. Jadi walaupun utang itu disepakati, pemerintah Indonesia tidak pernah mau bayar. Taktiklah istilahnya itu.

Tapi waktu pemerintahan Soeharto, awal Orde Baru pada tahun 1967, Widjojo Nitisastro dan kawan-kawan yang disebut sebagai Mafia Berkeley membuat kesepakatan baru untuk mulai membayar utang Hindia Belanda tersebut yang sebetulnya secara moral itu tidak justified (dibenarkan – red), secara histories politis itu tidak justified. Tetapi Widjojo dan kawan-kawan waktu itu sepakat untuk mulai mencicilnya. Widjojo dan kawan-kawan itu memang dididik di Berkeley, dipersiapkan untuk mengambil alih pengelolaan ekonomi setelah Soekarno jatuh, supaya membelokkan garis ekonominya, satu garis dengan garis Washington. Sejak itulah dimulai the creeping back of neo-colonialism. Seperti diketahui bahwa sekarang, untuk menguasai suatu negara tidak perlu secara militer, tidak perlu secara fisik, asal ekonominya bisa dikendalikan, negara tersebut bisa dikuasai.

Sejak itu, walaupun Mafia Berkeley berkuasa nyaris tidak pernah berhenti selama 40 tahun, berlanjut ke muridnya, ke cucu muridnya dan seterusnya. Presiden bisa berganti, partai yang berkuasa bisa ganti, jenderal bisa ganti, TNI bisa melakukan reformasi, tapi di dalam bidang ekonomi tetap pada garisnya Mafia Berkeley. Nah, inilah yang menjadi sumber mengapa Indonesia tidak bisa menjadi besar, karena mereka dalam prakteknya sering menjadi conduit (saluran – red) bagi lembaga-lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia, IMF, untuk merumuskan undang-undang di Indonesia, merumuskan berbagai kebijakan. Contoh: awal orde baru tahun 1967, UU investasinya dibikin oleh satu lembaga kreditor kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan jadilah UU Investasi. Banyak sekali UU yang masuk ke kategori itu. Misalnya, Bank Dunia bilang, saya kasih 400 juta dollar tapi Indonesia harus bikin UU Privatisasi Air, sehingga petani juga harus bayar air. Kemudian ADB (Asia Development Bank – red) juga kasih pinjaman 300 juta dollar tapi Indonesia harus ada UU Privatisasi, agar perusahaan-perusahaan negara bisa dijual dengan harga murah. Jadi banyak sekali UU dan peraturan pemerintah yang sebetulnya dipesan oleh lembaga-lembaga keuangan internasional.

Hal itu sesungguhnya melanggar konstitusi. Kita ini adalah sovereign state (negara yang berdaulat – red), tidak boleh ada pihak manapun yang memberi iming-iming memberi pinjaman dengan syarat ada UU yang mereka susun. Jelas saat orang menyusun UU, kepentingan dia adalah nomor satu. Kalau ada satu negara yang UU-nya dipesan dikaitkan dengan pinjaman, pembuatan UU yang diikat dengan pinjaman, jelas yang memberi pinjaman itu memiliki kepentingan-kepentingan di dalam pembuatan UU itu. Jika ada satu negara yang mengikuti pola seperti ini, bisa dibayangkan bahwa negara ini tidak akan pernah bisa maju. Di Asia, yang ikut model ini hanya ada dua negara yakni Indonesia dan Philipina. Negara lain tidak mau mengikuti itu, kalau kebijakan ekonomi, mereka rumuskan sendiri. Mereka buat UU yang mencerminkan kepentingan negara mereka, kepentingan rakyat mereka.

Seperti banyak diketahui, di Asia Timur sering terjadi konflik dagang, misalnya antara Taiwan dengan Amerika, Malaysia dengan Eropa, dan Singapura juga, walaupun secara politik dan militer, mereka ikut hegemoninya Washington. Nah kita di dalam politik luar negeri mengaku independen, dalam prakteknya tidak selalu independen. Di dalam bidang militer kita punya kerjasama dengan negara-negara besar, tapi dalam bidang ekonomi kita, pola neo kolonialisme benar-benar masih berlangsung hingga saat ini. Selama itu tidak dihancurkan jangan mimpi Indonesia bisa jadi negara besar.

Sesungguhnya Indonesia ini adalah negara yang kaya sekali. Istilah saya, Indonesia ini memiliki banyak golden bowls, cangkir emas, seperti Freeport, Cepu, dan sebagainya. Tapi karena mental pemimpin dan elitnya itu inlander, maka kekayaan itu seakan tidak bermakna. Cepu misalnya, nilainya antara 120 billion dollar sampai 150 billion dollar. Lebih besar daripada cadangan minyaknya bekas Caltex di Sumatra Selatan. Tetapi pengelolaan ladang minyak ini diberikan kepada perusahaan Exxon tanpa kompensasi yang memadai. Nah, cangkir emas atau golden bowls ini dipakai untuk mengemis uang recehan. Dari Bank Dunia 300 juta dollar, dari Amerika 400 juta dollar, dari Eropa sekian juta dollar. Pemimpin kita tidak tahugolden bowl yang dia pegang, baru satu Cepu saja, nilainya ratusan milyar dollar. Belum lagi Freeport nilainya berapa, dan yang lain-lain yang bertebaran di nusantara itu berapa nilainya.

Kenapa itu bisa terjadi, karena para pemimpin dan elit kita masih bermental inlander dan tidak percaya diri. Tidak memiliki kemampuan intelektual untuk menghadapi kepentingan-kepentingan negara besar itu. Selama mental inlander ini masih dominan di kalangan elit kita, saya tidak yakin Indonesia akan menjadi negara besar. Tapi kalau prasyarat tadi itu kita penuhi, yaitu pertama kita hancurkan hubungan neo kolonialisme di dalam bentuk utang yang dikaitkan dengan UU dan peraturan pemerintah, kita rumuskan kebijakan ekonomi kita sendiri. Yang kedua, kita tidak boleh punya sikap inlander yang bermental rendah diri. Asset-asset yang ratusan milyar dollar ini adalah milik bangsa kita.

Nah, kalau hal itu terjadi, Indonesia pasti akan menjadi negara besar. Tapi sayangnya, mohon maaf, dari nama-nama yang pernah memimpin Indonesia sejak awal orde baru sampai nama-nama dari para elit yang bercita-cita menjadi pemimpin di tahun 2009, tidak jauh dan tidak lebih, hanya mengulang lagu lama. Motifnya hanya sekedar power (kekuasaan – red), memanfaatkan power itu untuk popularitas, untuk kepentingan kelompok, dan lain-lain. Belum ada yang bicarabeyond (lebih daripada – red) itu. Kalau hanya mengulang, okey pemimpinnya baru, lagunya lagu lama, istilah saya itu ‘old wine in a new bottle’ (anggur masam di botol baru – red), Indonesia tidak akan ke mana-mana.

Menurut saya, Indonesia perlu pemimpin baru dan jalan baru. Karena sudah 40 tahun sejak orde baru sampai sekarang, pemimpin sudah berganti beberapa kali, tapi lagunya tetap lagu lama, yakni lagu sub-ordinasi kepada kepentingan internasional, lagu the creeping back of neo-colonialism. Hanya jika diputus mata rantainya, baru akan terjadi perubahan dan memungkinkan kebangkitan ekonomi Indonesia. Saya mau berkampanye. Bukan dalam arti mau jadi pemimpin, tetapi berkampanye bahwa Indonesia perlu jalan baru. Pointnya adalah keinginan mengubah school of thought. Hal ini bisa dilakukan melalui media dan lain-lain bahwa Indonesia perlu jalan baru. Kalau hanya pemimpin baru, rakyat Indonesia hanya akan dibohongi kembali. Ada dulu pemimpin yang idealismenya bela ‘wong cilik’ tetapi setelahnya, bela ‘wong licik’. Kenapa bisa begitu, ini lebih disebabkan oleh school of thought-nya itu tidak mungkin bela rakyat kecil. Selama masih menggunakan cara Mafia Berkeley, tidak mungkin ada jalan baru yang lebih pro kepentingan rakyat dan nasional.

KI: Terima kasih Pak Rizal atas waktu dan uraian sangat gamblang yang sudah diberikan ini.

RR: Terima kasih kembali.

Itulah hasil bincang-bincang redaksi KabarIndonesia dengan penggemar olahraga renang dan tennis meja itu. Sebagai Presiden Komisaris PT. Semen Gresik (persero) Tbk, saat ini Rizal Ramli amat serius melakukan sejumlah langkah-langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi, mendorong program pengurangan biaya dan meningkatkan keuntungan PT. Semen Gresik Tbk. Tujuan tersebut dicapai dengan melakukan konsolidasi dan integrasi ketiga perusahaan yaitu PT. Semen Gresik, PT. Semen Padang, dan PT. Semen Tonasa. Bersama-sama Komisaris dan manajemen mempersiapkan kerangka retrukturisasi organisasi dan finansial untuk jangka menengah. Hasil dari langkah-langkah tersebut, laba bersih Semen Gresik naik 29,3 % menjadi Rp 1,295 triliun, dan EBITDA margin mencapai 26,1 % pada tahun 2006. Bahkan untuk pertama kalinya PT. Semen Gresik Tbk masuk kelompok 7 BUMN yang paling menguntungkan. Tercatat kemudian PT Semen Gresik Tbk menerima penghargaan dalam kategori Most Committed to a Strong Dividend Policy 2007 (peringkat ke-7) dan Best Corporate Governance 2007 (peringkat ke-8) dari majalah FinanceAsia. Obsesi dan impian pria berkacamata itu terhadap tanah airnya cukup sederhana: ”Saya hanya menginginkan negara ini sejahtera dan maju,” ujarnya suatu saat kepada wartawan. Selamat berkarya Bung Rizal!

*Biodata Singkat:*

Nama: Rizal Ramli
Tempat/tgl. Lahir: Padang, 10 Desember 1953

*Pendidikan*

• Ph.D dalam bidang ekonomi, Boston University, Boston, AS, 1990.
• M.A. dalam bidang ekonomi, Boston University, Boston, AS, 1982.
• Asian Studies, Sophia University, Tokyo, Jepang 1975.
• Departemen Fisika, Institut Teknologi Bandung, 1973 – 1980.

*Bidang Keahlian*

Makro Ekonomi, Keuangan dan Industri

*Pengalaman Kerja*

• Chairman of the Board, ECONIT Advisory Group. 2002 – saat ini.
• Presiden Komisaris PT. Semen Gresik, Tbk. 2006 – saat ini.
• Executive Chairman, GlobeAsia Magazines, 2007.
• Menteri Keuangan. Juni 2001 – Juli 2001.
• Menteri Koordinator bidang Perekonomian RI. Agustus 2000 – Juni 2001.
• Kepala Badan Urusan Logistik. April 2000 – Maret 2001.
• Sekretaris Tim Monitoring, Program Percepatan Pemulihan Ekonomi Pemerintahan Gus Dur & Megawati, April 2000 – Agustus 2000.
• Managing Director ECONIT Advisory Group, think tank independen bidang ekonomi, industri dan perdagangan. 1993 – 2000.
• Penasehat Ekonomi di DPR-RI. 1993 – 1999.
• Konsultan Ekonomi untuk beberapa lembaga keuangan, Bank Indonesia, serta lembaga internasional. 1993 – 1999.
• Anggota Redaksi Jurnal Ekonomi dan Sosial PRISMA.
• Dosen Ekonomi Program Magister Manajemen Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia. 1992 –1999.
• Dosen Tamu dalam bidang ekonomi, sering memberikan kuliah di berbagai perguruan tinggi didalam dan luar negeri, berbagai departemen, seperti Departemen Keuangan, Perindustrian dan Perdagangan, Bank Indonesia, BUMN. Juga kuliah tamu di LEMHANAS, SESKO TNI-POLRI, dan lain-lain.

Pengalaman Organisasi

• Deputi Ketua Dewan Mahasiswa ITB, Bandung, 1977.
• Staf Pimpinan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) 1993-1999.
• Wakil Ketua Umum Forum Komunikasi Pasca’45, 1999 – 2000.
• Diadili dan dipenjara di Sukamiskin Bandung, 1978/79 sebagai salah seorang pimpinan mahasiswa yang menolak kepemimpinan Presiden Soeharto.

Keluarga

Nama Istri: Herawati M. Mulyono
Nama Anak: Dhitta Puti Saraswati Ramli, Dipo Satrio Ramli, dan Daisy Ramli

_Catatan: tulisan ini telah dipublikasikan di media Harian Online KabarIndonesia (www.kabar-indonesia.com) yang berpusat di Belanda edisi 11 Oktober 2007, pukul 08:12:53 WIB, di bawah judul: DR. RIZAL RAMLI: Cangkir Emas Dipakai Mengemis_

Red