Berita terkini

Proyek Ketahanan Pangan P3TGAI wari guna dua.di Desa Bulupayung Diduga Dikerjakan Asal-asalan.

Proyek Ketahanan Pangan P3TGAI wari guna dua.di Desa Bulupayung Diduga Dikerjakan Asal-asalan.

Proyek ketahanan pangan yang dikelola oleh Kelompok P3TGAI warih guna dua,(Perkumpulan Petani Pemakai Air) Desa Bulupayung, Kecamatan Patimuan, diduga dikerjakan secara asal-asalan. Pengerjaan proyek yang semestinya bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan dan infrastruktur irigasi di wilayah tersebut justru menuai kritik dari masyarakat setempat. Proyek ini mencakup pembangunan dan perbaikan saluran irigasi yang sangat vital bagi sektor pertanian.

Kelompok P3TGAI Desa Bulupayung menjadi pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek ini. Diduga, kelompok ini tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pihak lain yang terlibat adalah dinas terkait yang mengawasi proyek, serta warga dan petani lokal yang menjadi penerima manfaat sekaligus saksi atas dugaan pengerjaan yang tidak profesional.

Proyek ini berlokasi di Desa Bulupayung, yang merupakan bagian dari Kecamatan Patimuan. Desa ini dikenal sebagai wilayah agraris dengan lahan pertanian yang luas, sehingga keberadaan infrastruktur irigasi yang baik sangat penting.

Pengerjaan proyek ini berlangsung dalam beberapa waktu terakhir. Meskipun tidak disebutkan secara spesifik tanggal mulai dan selesai, dugaan pengerjaan yang tidak sesuai standar muncul setelah proyek berjalan dan mulai terlihat hasilnya yang dianggap tidak memuaskan oleh warga.

Dugaan pengerjaan yang asal-asalan ini terjadi karena beberapa faktor.

Kemungkinan besar karena kurangnya pengawasan, rendahnya kualitas material yang digunakan, atau pelaksanaan yang tidak sesuai dengan perencanaan teknis awal. Ada spekulasi bahwa ada faktor lain seperti anggaran yang begitu besar dengan nile sebesar Rp 195 000,000.tidak digunakan secara optimal atau kurangnya profesionalisme dari pihak pelaksana.

Pengerjaan ini diduga dilakukan dengan cara yang tidak memenuhi standar teknis, seperti penggunaan campuran semen yang tidak sesuai, pondasi yang tidak kuat, atau dimensi saluran yang tidak akurat, yang menyebabkan infrastruktur cepat rusak, retak, atau tidak berfungsi optimal. Kondisi ini membuat para petani khawatir karena saluran irigasi yang vital tidak dapat berfungsi dengan baik dalam jangka panjang, mengancam produktivitas panen mereka.(Red)

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *