Proyek Ketahanan Pangan P3TGAI wari guna dua.di Desa Bulupayung Diduga Dikerjakan Asal-asalan.

Proyek Ketahanan Pangan P3TGAI wari guna dua.di Desa Bulupayung Diduga Dikerjakan Asal-asalan.

Proyek ketahanan pangan yang dikelola oleh Kelompok P3TGAI warih guna dua,(Perkumpulan Petani Pemakai Air) Desa Bulupayung, Kecamatan Patimuan, diduga dikerjakan secara asal-asalan. Pengerjaan proyek yang semestinya bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan dan infrastruktur irigasi di wilayah tersebut justru menuai kritik dari masyarakat setempat. Proyek ini mencakup pembangunan dan perbaikan saluran irigasi yang sangat vital bagi sektor pertanian.

Kelompok P3TGAI Desa Bulupayung menjadi pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek ini. Diduga, kelompok ini tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pihak lain yang terlibat adalah dinas terkait yang mengawasi proyek, serta warga dan petani lokal yang menjadi penerima manfaat sekaligus saksi atas dugaan pengerjaan yang tidak profesional.

Proyek ini berlokasi di Desa Bulupayung, yang merupakan bagian dari Kecamatan Patimuan. Desa ini dikenal sebagai wilayah agraris dengan lahan pertanian yang luas, sehingga keberadaan infrastruktur irigasi yang baik sangat penting.

Pengerjaan proyek ini berlangsung dalam beberapa waktu terakhir. Meskipun tidak disebutkan secara spesifik tanggal mulai dan selesai, dugaan pengerjaan yang tidak sesuai standar muncul setelah proyek berjalan dan mulai terlihat hasilnya yang dianggap tidak memuaskan oleh warga.

Dugaan pengerjaan yang asal-asalan ini terjadi karena beberapa faktor.

Kemungkinan besar karena kurangnya pengawasan, rendahnya kualitas material yang digunakan, atau pelaksanaan yang tidak sesuai dengan perencanaan teknis awal. Ada spekulasi bahwa ada faktor lain seperti anggaran yang begitu besar dengan nile sebesar Rp 195 000,000.tidak digunakan secara optimal atau kurangnya profesionalisme dari pihak pelaksana.

Pengerjaan ini diduga dilakukan dengan cara yang tidak memenuhi standar teknis, seperti penggunaan campuran semen yang tidak sesuai, pondasi yang tidak kuat, atau dimensi saluran yang tidak akurat, yang menyebabkan infrastruktur cepat rusak, retak, atau tidak berfungsi optimal. Kondisi ini membuat para petani khawatir karena saluran irigasi yang vital tidak dapat berfungsi dengan baik dalam jangka panjang, mengancam produktivitas panen mereka.(Red)

Lapas Kelas IIA Tangerang Gelar Doa Bersama untuk Keselamatan dan Kebaikan Negeri

Tangerang_ Kabarekspres.co.id//— Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tangerang melaksanakan kegiatan Doa Bersama untuk Keselamatan dan Kebaikan Negeri Tercinta. Acara ini diikuti oleh Kepala Lapas Kelas IIA Tangerang, jajaran pejabat struktural, staf, serta warga binaan.

Kegiatan doa bersama merupakan bagian dari program Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan yang bertujuan menumbuhkan semangat cinta tanah air serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa melalui pendekatan spiritual.

Doa bersama dilaksanakan di tiga tempat sesuai dengan keyakinan masing-masing. Umat Islam melaksanakan doa di aula, umat Nasrani di gereja, dan umat Buddha di vihara.

Kepala Lapas Kelas IIA Tangerang, Dr. Triana Agustin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan. Oleh karena itu, doa bersama digelar sebagai bentuk kepedulian, harapan, dan penguatan spiritual agar negeri senantiasa aman dan tenteram.

“Dimanapun kita berada, doa adalah kewajiban yang harus dipanjatkan agar situasi di Indonesia selalu damai dan tenteram. Semoga kondisi bangsa kita dapat berangsur pulih dan kembali normal,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kalapas menegaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi sarana menumbuhkan semangat cinta tanah air di kalangan warga binaan. “Dengan doa bersama ini, kita tidak hanya beribadah, tetapi juga meneguhkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dari dalam lapas, kita semua turut mendoakan Indonesia agar tetap berdiri kokoh dalam kedamaian,” tegasnya.

Kegiatan doa bersama dipimpin oleh Ustadz Nendi dari Dompet Dhuafa. Rangkaian acara diisi dengan pembacaan Tahlil, Tahmid, Tasbih, dan Yasin, lalu ditutup dengan doa. Suasana khidmat menyelimuti jalannya kegiatan, di mana warga binaan dan jajaran pegawai larut dalam kekhusyukan doa untuk negeri tercinta. (Tian)

Panitia Penjaringan dan Pengangkatan Perangkat Desa Bulupayung Pastikan Transparasi dan Akuntabilitas

Ketua Panitia Penjaringan atau Pengangkatan Perangkat Desa Unsur Kasi Pelayanan Desa Bulupayung, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, Imam Wahyudi, memastikan bahwa pelaksanaan penjaringan perangkat desa berjalan transparan dan akuntabel.

Dalam rangkaian penjaringan calon perangkat desa, Panitia Penjaringan melaksanakan beberapa tahapan, seperti pendaftaran, pemeriksaan berkas, pelaksanaan ujian, hingga pengumuman hasil ujian.

Imam Wahyudi menegaskan bahwa Panitia Penjaringan akan terus mengawasi jalannya rangkaian kegiatan dari awal pelaksanaan hingga akhir pelaksanaan nantinya.

Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap proses penjaringan perangkat desa dan menghasilkan perangkat desa yang kompeten dan profesional.

Akibat Hujan Berhari – Hari Sejumlah Lahan Pertanian dan Pemukiman Warga Terendam Banjir

Kabarekspres.co.id// /Tanggamus – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Kotaagung barat berhari – hari sejak Kamis hingga saat ini, Sabtu (30/08/2025), membawa duka bagi sebagian warga Kabupaten Tanggamus, khususnya masyarakat Kecamatan Kotaagung Barat.

Pasalnya Dari pantauan awak media ini dilapangan, ada beberapa titik terparah yang terendam banjir akibat luapan sungai way belu diantaranya. Dusun Banding Baru Pekon Kanyangan, Dusun Kampung Pisang Pekon Banjarmasin, dan Dusun Sinar Maju Pekon Negara Batin, yang mana Rumah-rumah warga dan akses jalan tergenang air yang cukup tinggi

Serta seluruh aktivitas masyarakat terhenti sementara.

“Sudah berapa malam kami dihantui air yang makin naik. Kami cemas, takutnya kalau hujan terus menerus turun debit air bukannya surut malah semakin meningkat” ujar Ponok salah satu warga Negara Batin. Kecamatan Kotaagung Barat dengan wajah murung.

Rasa kecemasan warga kian bertambah karena genangan banjir tidak hanya merusak perabotan rumah, tetapi juga mengancam keselamatan mereka terutama pad saat malam tiba.

Ada juga sebagian warga terpaksa mengungsi sementara ke rumah kerabat yang lebih aman untuk antisipasi terjadinya banjir susulan.

Mereka berharap pemerintah daerah dan Dinas terkait segera turun tangan memberikan bantuan, terutama makanan, selimut, dan tempat tinggal darurat bagi warga terdampak.

“Kami benar-benar butuh uluran tangan. Banjir ini bukan yang pertama, tapi sudah sering kali terjadi dan harapan kami agar kiranya tanggul yang sering jebol dibangun permanen paling tidak dikasih berojong. Jangan hanyabditibun dengan kerokos saja agar kedepannya tidak terulang kembali,” ungkap Dedi warga Kotaagung Barat dengan suara berharap.

Hingga berita ini diturunkan, hujan masih mengguyur ringan di sebagian wilayah. Masyarakat setempat hanya bisa berdoa agar hujan segera mereda dan banjir segera surut, supaya warga bisa tidur nyenyak.* (Nurman)

Situasi Polda DIY Setelah Aksi Unjuk Rasa

Yogyakarta Kabarekspres//, (Sabtu,30 Agustus 2025) aksi unjuk rasa di Mapolda DIY buntut peristiwa meninggalnya driver ojol pada aksi 28 Agustus 2025 di DKI Jakarta berlangsung ricuh. Aksi yang dilaksanakan pada hari Jumat, 29 Agustus 2025 pukul 17.15 WIB sampai dengan dini hari tadi merupakan aksi penyampaian pendapat yang kedua diterima Polda DIY karena sebelumnya (siang) Forum Ojol Yogyakarta Bergerak melalukan aksi damai yang dilanjutkan sholat ghaib bersama di masjid Babussalam Polda DIY.

Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Ihsan, S.I.K., menyampaikan rasa

prihatin terhadap aksi penyampaian pendapat yang seharusnya bisa dilakukan dengan tertib tetapi di warnai dengan tindakan anarkis sehingga menyebabkan beberapa kerusakan fasilitas umum, kendaraan yang dibakar, termasuk beberapa ruang kantor pelayanan publik milik Polda DIY yang rusak terbakar.

“Kami sangat menyayangkan karena ruang sentra pelayanan kepolisian terpadu atau SPKT dan ruang pelayanan SKCK juga menjadi sasaran pembakaran sehingga sangat berdampak terhadap pelayanan masyarakat yang harus kami tutup sementara”, ungkap Ihsan.

Bagi masyarakat yang akan membuat laporan pengaduan maupun laporan kehilangan termasuk SKCK dapat mendatangi Polres yang ada di wilayah Polda DIY sedangkan perijinan tetap di layani di ruang Direktorat Intelkam Polda DIY.

Dalam penyampaian aspirasi tersebut, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, turun tangan dengan tiba di Mapolda DIY pada pukul 22.45 WIB didampingi Kapolda DIY Irjen Pol Anggoro Sukartono, SIK dan beberapa pejabat langsung berdialog dengan massa. Dalam pernyataannya, Sri Sultan menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ini dan menyerukan agar massa membubarkan diri.

Saat ini puing-puing bangunan yang terbakar sudah dilakukan pembersihan oleh anggota Polda DIY bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman dan api telah dipadamkan oleh dinas pemadam kebakaran.

Kombes Ihsan menghimbau untuk masyarakat yang akan melakukan aksi penyampaian pendapat agar dapat dilakukan secara tertib dan masyarakat untuk tetap tenang serta tidak mudah terprovokasi oleh ajakan atau berita yang bersifat provokatif, terutama melalui media sosial.

“Kami memahami keresahan yang terjadi di masyarakat saat ini, namun kami mengimbau untuk dapat menyampaikan aspirasi dengan tidak melakukan tindakan anarkis yang justru akan merugikan banyak pihak” ungkapnya.

“Mari sampaikan aspirasi dengan aman dan tertib, serta Bu senantiasa bersama menjaga D.I. Yogyakarta yang kita cintai ini tetap aman dan kondusif” Pungkasnya. (* Reporter Suarno )

Ketum SPRI Himbau Media Redam Isu Kerusuhan Lewat Berita Kondusif

Jakarta Kabarekspres co.id— Ketua Umum Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI), Heintje Grontson Mandagie, menyerukan kepada seluruh media di bawah naungannya untuk mengambil peran aktif dalam meredam potensi kerusuhan sosial. Ia menegaskan, media memiliki tanggung jawab besar untuk menyajikan berita-berita yang kondusif dan tidak provokatif, seraya membangun opini publik yang kuat untuk mendukung sikap tegas Presiden Prabowo Subianto dalam menertibkan oknum-oknum yang merugikan negara.

Mandagie menyampaikan bahwa seruan ini adalah upaya untuk menciptakan pemerataan isu yang saat ini dominan dan viral di media sosial terkait kelalaian oknum aparat yang menyebabkan seorang pengemudi ojek online tewas.

Ia meminta media untuk menciptakan keseimbangan melalui pemberitaan yang masif agar dapat meredam keresahan warga dan mencegah pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan kondisi ini untuk merembet ke daerah lain.

Selain itu, Mandagie menandai bahwa sinyalemen aksi demonstrasi yang berujung anarkis patut diwaspadai sebagai wujud perlawanan dari pihak yang tidak terima dengan sikap tegas Presiden. Ia juga mengingatkan bahwa aksi anarkis semacam itu akan sangat merugikan seluruh masyarakat karena dapat mengganggu stabilitas ekonomi, memicu kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah, dan berdampak negatif pada perekonomian yang selama ini sudah berjalan baik.

Untuk meredam potensi ini, Mandagie meminta media menjalankan fungsi sosial kontrol dengan mengutamakan pemberitaan yang sejalan dengan sikap tegas pemerintah. Ia juga mendorong media untuk memperbanyak wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh dan dapat menyejukkan suasana.

Menurut Mandagie, media harus memberitakan secara masif dukungan masyarakat terhadap langkah-langkah Presiden Prabowo dalam melawan:
• Pihak asing dan antek-anteknya yang berupaya menghambat kemajuan Indonesia.
• Pengusaha kebun sawit ilegal yang lahannya kini disita pemerintah hingga jutaan hektar karena merugikan negara ribuan triliun.
• Para mantan jenderal yang menjadi beking tambang ilegal, yang merusak lingkungan dan merugikan keuangan negara.
• Para pengusaha kaya raya yang termasuk dalam ‘Serakahnomics’, yaitu para pengusaha nakal di berbagai sektor yang merugikan negara hingga ribuan triliun rupiah dan akan ditertibkan oleh pemerintah.

“Dengan mengedepankan pemberitaan yang menyejukkan, kita tidak hanya mengedukasi masyarakat, tetapi juga melindungi ekonomi dan menjaga stabilitas bangsa sesuai dengan kehendak rakyat,” ujar Mandagie yang juga menjabat Ketua LSP Pers Indonesia.

Mandagi berharap, media dapat lebih proaktif dalam menyajikan berita yang konstruktif. Fokus seharusnya juga diberikan pada solusi dan upaya-upaya untuk meredam konflik, bukan sekadar mengeksploitasi sisi dramatisnya demi menarik perhatian.

Seruan ini diharapkan menjadi panduan bagi insan pers dalam menjalankan tugasnya sebagai pilar demokrasi, sekaligus agen perdamaian, persatuan, dan stabilitas nasional.

Eksploitasi Isu Negatif, Media Berpotensi Ciptakan ‘Copycat Crime’ di Indonesia

Selama beberapa dekade terakhir, masyarakat Indonesia terus-menerus disajikan pemberitaan media yang mengeksploitasi isu perpecahan, korupsi, kemiskinan, politik kotor, kriminal, dan beragam isu negatif lainnya.

Pemberitaan ini berkontribusi besar dalam menciptakan kondisi yang sangat buruk di negeri ini. Indonesia seolah hanya dipenuhi oleh koruptor, pelaku kriminal, politisi busuk, dan pejabat korup, sementara orang baik menjadi makhluk langka.

Di era Orde Baru, kebebasan pers adalah “barang” mahal karena media dikontrol ketat oleh pemerintah yang otoriter dan anti-kemerdekaan berpendapat.

Kritik terhadap pemerintah pun dianggap haram. Anehnya, di tengah kondisi ini, Indonesia justru berhasil mencapai swasembada pangan, pembangunan berjalan mulus, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika sangat stabil.

Namun, ketika gaung kemerdekaan berpendapat dan kebebasan pers berkumandang, rezim Orde Baru akhirnya tumbang setelah 32 tahun berkuasa. Pers Indonesia kini bebas dan merdeka dari ancaman pembredelan, sementara rakyat pun bebas berpendapat, bahkan cenderung kebablasan.

Eksploitasi Isu Negatif Demi Kepentingan Industri Pers

Sayangnya, isu perpecahan, korupsi, kemiskinan, politik kotor, kriminal, dan beragam isu negatif lainnya justru menjadi “barang berharga” bagi industri pers.

Eksploitasi isu negatif ini menjadi sajian utama media-media besar berskala nasional. Kasus-kasus kriminal seperti sodomi anak, mutilasi, begal, dan korupsi dieksploitasi secara berkesinambungan di seluruh media arus utama.

Demi menaikkan rating, menambah pundi-pundi pendapatan iklan, dan meraih jumlah pembaca, masyarakat terus disuguhkan berita-berita bombastis ketika kasus-kasus tersebut mencuat. Isu-isu negatif ini menghiasi media arus utama seolah menjadi resep dokter: tiga kali sehari, berkelanjutan selama berhari-hari.

Contoh paling sederhana, saat kasus pembunuhan dan narkoba yang melibatkan petinggi Polri terjadi, media melakukan eksploitasi tanpa henti. Seluruh media penyiaran nasional menyiarkan secara langsung proses penindakan, penyidikan, hingga persidangan.

Akibatnya, seolah-olah tidak ada berita lain yang lebih penting bagi publik. Hal ini membuat seluruh jajaran Kepolisian RI tanpa disadari dipotret sama buruknya dengan perbuatan jahat oknum jenderal tersebut.

Pers turut membangun citra buruk institusi Polri. Padahal, ada puluhan ribu polisi baik di luar sana yang rela berkorban jiwa dan raga demi menjamin keamanan warga.

Seharusnya, pers menjalankan fungsi kontrol sosial tanpa menjadikan isu negatif lebih dominan dibandingkan isu prestasi aparat Polri dalam melayani dan melindungi masyarakat.

Contoh eksploitasi isu negatif terbaru, saat media membingkai pernyataan tokoh-tokoh oposisi bahwa kasus Tom Lembong dan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto, adalah bagian dari upaya kriminalisasi.

Publik disuguhi pemberitaan selama berbulan-bulan yang seolah-olah kedua tokoh ini terzalimi. Opini publik pun terbentuk bahwa penegakan hukum terhadap mereka adalah bagian dari skenario balas dendam politik pasca-Pilpres 2024.

Namun, ketika pemerintah merespons opini ini dengan memberikan amnesti dan abolisi, justru muncul lagi pemberitaan yang kontradiksi.

Pers kembali mengeksploitasi isu negatif menggunakan pernyataan kritis dari tokoh-tokoh oposisi lainnya yang menyebut pemerintahan sekarang pro-koruptor dan membebaskan koruptor.

Lagi-lagi, masyarakat menjadi target untuk meraih keuntungan dari eksploitasi pemberitaan, yang menyudutkan penguasa demi rating dan pendapatan iklan. Kondisi ini makin membuat rakyat bingung.

Kasus terkini seperti pernyataan Bupati Pati soal kenaikan pajak serta isu kenaikan gaji dan tunjangan DPR juga terus dijadikan sumber pendapatan industri pers.

Eksploitasi isu negatif melalui pemberitaan masif “sukses” memicu gelombang protes warga untuk berdemonstrasi besar-besaran. Media arus utama nasional mengeksploitasi kericuhan dan tindakan anarkis para demonstran di Pati dan DPR RI secara berulang-ulang.

Akibatnya, penyampaian aspirasi melalui demonstrasi yang berujung ricuh seolah menjadi tren masa kini. Pemberitaan media arus utama, baik penyiaran maupun daring, menjadikan isu ini sebagai berita utama secara berulang dan berkelanjutan.

Illusory Truth Effect dan ‘Copycat Crime’

Masyarakat tanpa sadar terperangkap dalam Illusory Truth Effect, atau efek ilusi kebenaran. Media arus utama tidak peduli bahwa eksploitasi pemberitaan negatif yang berlebihan dapat berdampak buruk pada kehidupan bermasyarakat.

Dalam ilmu psikologi, Illusory Truth Effect adalah fenomena kognitif di mana seseorang cenderung lebih mudah memercayai informasi sebagai kebenaran hanya karena informasi tersebut sering diulang-ulang. Dampak serius dari hal ini adalah terbentuknya opini publik yang terdistorsi.

Ketika media terus-menerus menyoroti sisi negatif suatu isu, masyarakat akan cenderung menganggap isu tersebut lebih umum atau lebih parah dari kenyataan.

Pengulangan ini membuat narasi negatif terasa lebih familiar dan, seiring waktu, dianggap sebagai fakta yang tidak terbantahkan, bahkan jika ada informasi lain yang membuktikan sebaliknya. Ini dapat memicu skeptisisme dan kecurigaan berlebihan masyarakat terhadap institusi atau kelompok tertentu.

Pemberitaan negatif yang terus-menerus juga dapat menciptakan iklim ketakutan dan kecemasan.

Misalnya, pemberitaan berulang tentang kasus penculikan anak atau kriminal tertentu bisa membuat masyarakat merasa tidak aman, bahkan ketika statistik menunjukkan angka kejahatan tidak sedang meningkat.

Lebih berbahaya lagi, Illusory Truth Effect pada pemberitaan negatif yang berulang dapat memicu “Copycat Crime”, atau kejahatan peniruan. Ini adalah salah satu dampak paling berbahaya dari eksploitasi kasus kriminal oleh media, seperti kasus mutilasi, sodomi, begal, dan korupsi.

Media turut berkontribusi mengedukasi masyarakat dalam kasus pembunuhan yang disertai mutilasi, kasus sodomi anak, dan begal.

Tidak heran kasus mutilasi yang dulunya sangat jarang terjadi di Indonesia, kini justru sering kali terjadi dan marak diberitakan di berbagai daerah karena kejahatan peniruan yang terus terjadi akibat eksploitasi kasus berlebihan oleh pers demi kepentingan pendapatan dan rating media.

Hal yang sama terjadi pada kasus korupsi. Korupsi justru menjadi tren, dan orang menjadi tidak takut atau malu melakukannya karena mencontoh para pejabat negara yang tertangkap. “Copycat Crime” terjadi karena media terus mengeksploitasi jenis kasus ini.

Para koruptor bahkan terlihat tersenyum seolah pahlawan di depan kamera meski ditangkap oleh KPK, Jaksa, atau Polisi. Seolah tidak ada rasa malu saat melakukan tindakan korupsi berjamaah.

Jurnalisme Solusi untuk Perbaikan

Di negara-negara maju dan berkembang, media sering bekerja sama dengan pemerintah atau LSM untuk menjalankan kampanye layanan publik (Public Service Announcements/PSAs) yang bertujuan mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik.

Contohnya di Singapura, pemerintah sering meluncurkan kampanye nasional untuk mempromosikan kebersihan, kesopanan, atau produktivitas. Di Amerika Serikat, banyak lembaga penyiaran secara sukarela menayangkan berita tentang isu-isu penting seperti bahaya merokok atau pentingnya vaksinasi.

Di Indonesia, berita mengenai pencapaian dan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan adalah “tambang emas” untuk pendapatan perusahaan pers. Sehingga jarang diberitakan jika tidak dibayar.

Padahal, rakyat wajib tahu ke mana uang pajak mereka digunakan. Sayangnya, informasi ini tidak terinformasi dengan baik karena media arus utama bahkan media lokal enggan memberitakannya jika tidak dibayar oleh pemerintah.

Dampak buruknya, pemerintah dianggap tidak bekerja dan hanya sibuk menikmati uang rakyat. Meskipun ada berita baik tentang keberhasilan pemerintah membangun fasilitas publik, masih ada cibiran dari kelompok oposisi. Apalagi jika informasi tentang pencapaian pemerintah sangat minim.

Tidak heran jika ujaran kebencian muncul di media sosial, dan warganet begitu mudah memaki pemerintah. Di sinilah peran media arus utama perlu dimaksimalkan untuk menciptakan pemerataan isu positif dan negatif, minimal seimbang. Sejatinya, berita dengan isu positif harusnya lebih dominan karena lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Media arus utama perlu mengedepankan Gerakan Pemberitaan Solusi (Solutions Journalism), yaitu pendekatan jurnalisme yang fokus menyoroti tanggapan terhadap masalah sosial, bukan hanya masalah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menginspirasi pembaca atau penonton dengan menunjukkan bahwa ada solusi yang berhasil dan dapat ditiru atau dicontoh. Pendekatan ini dapat memicu tindakan positif dari masyarakat.

Sebagai contoh, media seperti The Guardian (Inggris) dan The New York Times (AS), meskipun independen dan kritis, berinisiatif mempublikasikan isu-isu yang berfokus pada solusi. Misalnya, liputan tentang bagaimana sebuah komunitas berhasil mengurangi tingkat kejahatan atau bagaimana sebuah kota menemukan cara inovatif untuk mengatasi polusi. Pendekatan ini bertujuan menginspirasi pembaca agar lebih produktif dalam memecahkan masalah.

Menjaga Keseimbangan: Kritik dan Apresiasi

Sebagai penutup, penulis berpendapat bahwa pers harus tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah. Namun, kritik dan kontrol sosial tidak boleh lebih dominan daripada fakta keberhasilan pemerintah.

Pers memiliki peran ganda: sebagai pengawas yang kritis dan sebagai penyampai informasi yang berimbang. Fungsi ini esensial untuk menjaga akuntabilitas pemerintah dan memastikan transparansi.

Namun, dominasi berita negatif dapat menciptakan persepsi publik yang terdistorsi dan tidak adil.

Pentingnya Pemberitaan Berimbang

Masyarakat berhak mengetahui kedua sisi dari sebuah cerita. Pemberitaan yang berimbang tidak hanya berfokus pada kegagalan dan masalah, tetapi juga pada pencapaian dan solusi.

Contohnya, jika media memberitakan isu korupsi, penting juga untuk melaporkan upaya-upaya pemerintah dalam memberantasnya. Demikian pula, saat melaporkan kritik terhadap kebijakan, pers dapat menyajikan data dan fakta keberhasilan yang telah dicapai pemerintah dalam bidang lain.

Dengan begitu, masyarakat dapat membentuk opini yang lebih komprehensif dan adil, bukan sekadar terpapar pada narasi negatif yang berulang. Pemberitaan yang seimbang juga dapat mendorong optimisme dan partisipasi publik yang konstruktif dalam pembangunan bangsa.

Pada intinya, tulisan ini sebagai oto kritik bagi masyarakat pers dalam konteks untuk membangun kualitas pers yang bermartabat.

Penulis :
Heintje Mandagi – Ketua Umum Serikat Pers Republik Indonesia

Saksikan Final Binatama Cup, Mompang Julu Fc VS Sibaruang FC. Catat Jadwalnya 

Kabarekspres//Turnamen Sepakbola Semi Open Binatama CUP 1 yang digelar di lapangan sepakbola Stadion Mini Kelurahan Kotasiantar, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut yang bergulir pada Selasa (8/7/2025) bulan lalu, kini masuki tahap final.

Ketua Panitia Binatama CUP 1 Kota Siantar Azanul Akbar Panjaitan mengatakan, turnamen yang bersifat Semi Open yang diikuti 20 tim dari berbagai wilayah di Kabupaten Madina masuk tahap final. Kamis, (28/08/2025).

” Alhamdulillah proses lancar hingga jelang Final. Laga Final ini mempertemukan Mompang Julu Fc VS Sibaruang FC diperkuat oleh pemain bayaran (Bon) dari Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Final ini digelar pada Minggu tanggal 31 Agustus 2025 pukul 16:00 wib” lanjutnya

Ditegaskan Akbar, Laga ini pasti seru sebab diramaikan para pemain yang berpengalaman dan berkualitas. ” Ajak rekan-rekan untuk menyaksikan Final Binatama Cup ini dan jadilah saksi final ini” tegasnya

Akbar juga menyampaikan ini ajang silaturrahmi serta memeriahkan HUT RI ke-80. Sepak bola ini merupakan salah pemersatu para pecinta olahraga raga. Mari jaga sportivitas laga untuk pemain serta jaga kondusifitas berlangsungnya laga final untuk para suporter dan penonton.

” Pastikan anda jadi saksi final laga Final Binatama Cup ini” Tandasnya

(Magrifatulloh).

Kolaborasi YORINDO, APTIKNAS, dan APKOMINDO Dorong Institusi Pendidikan Adaptasi dengan Teknologi dan AI

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan tantangan global, kolaborasi antara dunia industri dan pendidikan menjadi semakin krusial. Sejalan dengan semangat ini, YORINDO Communication bersama dengan Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS) dan Asosiasi Pengusaha Komputer dan Elektronik Indonesia (APKOMINDO) sukses menyelenggarakan acara “Smart Education Solution Day” di Hotel ASTON Imperial Bekasi baru-baru ini.

Kegiatan yang melibatkan APTISI Wilayah Bekasi dan BMPS Kota Bekasi ini menjadi bukti nyata komitmen para pihak dalam mendorong transformasi digital di sektor pendidikan.

Acara ini adalah kelanjutan dari rangkaian inisiatif yang telah dibangun. Sebelumnya, pada akhir Juli 2025, YORINDO dan APTIKNAS telah sukses menggelar “Business Meet-Up” di Bekasi yang bertujuan memperluas jejaring dan kolaborasi bagi para pelaku teknologi. Rangkaian acara ini menegaskan peran aktif YORINDO, APTIKNAS, dan APKOMINDO sebagai katalisator kolaborasi antara industri, asosiasi, dan dunia pendidikan.

Solusi untuk Pendidikan di Tengah Krisis Global

“Smart Education Solution Day” berfokus pada bagaimana institusi pendidikan dapat berinovasi dan memanfaatkan teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI), untuk menghadapi tantangan ekonomi global dan persaingan di era digital.

Ketua Umum APTIKNAS dan APKOMINDO, Ir. Soegiharto Santoso, S.H., atau yang akrab disapa Hoky, menekankan pentingnya adaptasi digital. “Gelombang krisis ekonomi global mulai terasa dampaknya. Institusi pendidikan tidak hanya dituntut memberikan kualitas pengajaran terbaik, tetapi juga harus berjuang untuk tetap relevan dan bersaing,” ujarnya.

Ia menambahkan, digitalisasi bukan hanya tren, melainkan keharusan untuk membangun kemampuan beradaptasi dan berkembang. Dengan sumber daya manusia dan pasar yang besar, Indonesia memiliki modal kuat untuk membangun kedaulatan teknologi nasional. “Melalui kolaborasi strategis, kita dapat menciptakan solusi teknologi dalam negeri yang tidak kalah bersaing,” tegas Hoky.

Senada dengan Hoky, Sekretaris Jenderal APKOMINDO, Puguh Kuswanto, menyatakan dukungan penuhnya terhadap inisiatif ini. “Kami bersama jajaran pengurus APKOMINDO dan APTIKNAS terus berkoordinasi dan bersinergi, salah satunya dengan membentuk tim khusus untuk merumuskan peta jalan AI di Indonesia bersama pemerintah. Ini adalah wujud komitmen kami untuk memastikan seluruh ekosistem di Indonesia, termasuk pendidikan, dapat tumbuh secara berkelanjutan,” kata Puguh.

Peran AI dan Kolaborasi sebagai Jembatan Masa Depan

Direktur YORINDO Communication, Yolanda Roring, menjelaskan bahwa pemanfaatan AI dalam pendidikan tidak hanya sebatas alat bantu ajar, tetapi juga dapat menjadi katalisator transformasi kurikulum dan metode pembelajaran.

“AI memungkinkan kita untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan adaptif, disesuaikan dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing siswa,” jelasnya. Yolanda menekankan bahwa kolaborasi antara industri teknologi dan dunia pendidikan adalah kunci untuk mempersiapkan talenta masa depan.

“YORINDO Communication berkomitmen untuk terus menjadi jembatan yang menghubungkan kedua ekosistem ini, memastikan solusi teknologi yang ditawarkan benar-benar menjawab kebutuhan dan tantangan di lapangan,” tambahnya.

Kontribusi Para Ahli dalam “Smart Education Solution Day”

Acara ini menghadirkan serangkaian narasumber yang memberikan wawasan mendalam mengenai implementasi teknologi dan AI di institusi pendidikan. Mereka membahas berbagai topik penting, mulai dari:

• Yoki Mulyadi, Assistant Country Manager – NORDEEN dengan materi Pentingnya Infrastruktur IT di Era Teknologi Digital.

• Agung Pradana, Business Development Manager – ViewSonic dengan materi Mewujudkan Lingkungan Belajar Imersif dan Cerdas.

• Rainer Francis, Direktur PT. Tricode Inovasi Teknologi dengan materi Integrasi Sistem Pendidikan yang Aman dan Efisien.

• Maulis Taufik Kosasih, S.Pd – Ketua Komtap Digital Marketing, Branding & Pengembangan Produk Digital DPP APTIKNAS dan PT. Hexagon Karyatama Indonesia dengan materi Branding and Digital Marketing for Educational Institutions.

• Agus Dedi Supriyadi, Ketua DPD APTIKNAS Bekasi dan Direktur CV SmartPlus dengan materi Strategi Monitoring Energi Listrik dan Air di Instansi Pendidikan.

• Yudy Efendi – Bendahara DPD APTIKNAS Bekasi dan Direktur PT. Multi Solusindo dengan materi Pentingnya Maintenance Jaringan dan Sistem.

• Yuliasiane Sulistiyawati – Ketua Kontap Cybersecurity Solusi DPP APTIKNAS, Director – PT. VNCOOL Teknologi Indonesia dan Director of Business Development – PT. Gading Murni dengan materi Strategi Keamanan Siber Instansi Pendidikan di Era AI dan UU PDP.

• Efisien Hermanto – Direktur PT Aster Mitrasolusi Teknologi dengan materi Solusi Infrastruktur IT Institusi Pendidikan yang Hemat.

Melalui acara ini, YORINDO, APTIKNAS, dan APKOMINDO berharap dapat menjadi pendorong kolaborasi yang lebih erat antara penyedia teknologi dan institusi pendidikan. Keberhasilan “Smart Education Solution Day” serta acara sebelumnya menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi adalah kunci kemajuan.

 

“Bersama-sama, kita bisa membangun masa depan pendidikan Indonesia yang lebih cerah dan inovatif,” tutup Hoky yang juga menjabat sebagai Sekjen PERATIN, Penasihat FORMAS, Waketum SPRI, Ketua Dewan Pengarah LSP Pers Indonesia, Pengurus FBN RI, serta Ketua Dewan Pengawas AGKDI. (Hendr)

Ketentuan Pendaftaran Calon Perangkat Desa

Bulupayung – kabarekspres.co.id// Panitia Pengangkatan Perangkat Desa Bulupayung menegaskan kembali aturan yang harus dipahami oleh masyarakat terkait proses pendaftaran bakal calon perangkat desa.

Ketua Panitia, **Imam Wahyudi**, menyampaikan bahwa seseorang *baru dapat dinyatakan sebagai Bakal Calon Perangkat Desa* apabila telah *menyerahkan sekaligus meninggalkan seluruh berkas persyaratan administrasi* kepada Panitia di sekretariat.

Lebih lanjut dijelaskan, Apabila calon hanya datang ke sekretariat untuk menanyakan informasi namun *tidak meninggalkan salah satu atau seluruh berkas persyaratan,* maka kehadiran tersebut hanya dianggap sebagai *konsultasi.* Dengan demikian, yang bersangkutan *belum dapat dicatat secara resmi* sebagai pendaftar maupun bakal calon.

“Ketentuan ini diberlakukan untuk menjaga ketertiban administrasi serta memastikan bahwa setiap pendaftar menunjukkan keseriusan dan kelengkapan dalam mengikuti tahapan seleksi perangkat desa,” ujar Imam Wahyudi.

Dengan adanya penegasan ini, Panitia berharap seluruh calon pendaftar dapat mematuhi aturan yang berlaku sehingga proses pendaftaran berjalan tertib, transparan, dan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.